“Pada hari ini,
SELAMAT HARI GURU untuk semua-semua yang telah menjadi guru dalam hidupku.
Keselamatan dan salam ajaib akan kudoakan di sepanjang nadi. Terima Kasihku
untuk semua guruku”.
Kata mereka, semua orang yang telah menjadikan dirimu menjadi lebih baik adalah GURU.
Baiklah, akan kuselesaikan perkara hari ini:
Pertama dan yang utama. Sebagai penyandang status manusia yang banyak gak tahunya tapi sok banyak tahunya, sebagai manusia yang masih terlalu haus dengan ilmu dan pengetahuan dari seantero jagad raya, sebagai manusia yang terlalu angkuh jika berani mengatakan aku sudah tahu, padahal apa yang kuketahui tak lebih dari setitik sel yang yang ada dalam metabolisme kuman. Ah, Ya Ilahi Rabbi, ampunkan kami yang belum sanggup sebaik-baiknnya menjadi “manusia yang mau berpikir”. Berpikir dengan ilmu dan pengetahuan hanya dari-Mu Ya Rabb. Berilah kami petunuk, kesempatan, sehat ataupun sakit untuk lebih memperbanyak usaha belajar, memperbaiki cara bersyukur, dan mengaplikasikan cara berikhlas untuk ilmu yang telah berkenan dalam otak dan jiwa kami. Amiin. (nb: masih mecari referensi buku Abu Sangkan yang berjudul Berguru Kepada Allah)
Kedua dan yang juga
utama, kepada murabbi terkece sepanjang abad, tuntunan suluruh umat manusia
yang dengan shalawat kami muliakan beliau. Allahummashollia’ala
syidinna muhammad. Rasulullah salllalahualaihiwassallam ajarkan kami
sedikit dari keseluruhan lurusnya ilmu yang ada padamu ya Rasulullah. Amiin
Ketiga dan yang juga
menjadi utama, untuk Ayah Askolan Harahap dan Emak Nurlan Hasibuan yang “menjadikanku”
seperti adanya sekarang. Sedari dan kusadari, 22 tahun yang lalu, sejak
keberadaanku di rahim ternyaman Emak, sejak jantungku mulai dihadiri udara dunia,
sejak kumengenal suara Ayah dan Emak, sejak kubisa merasakan sesuatu, sejak kubisa
berbicara, sejak kubisa berjalan, sejak kuberusaha untuk pandai berpikir, sejak
kuberusaha untuk pandai memilih sendiri, sejak kumenjadi sok kepandaian menentukan pilihanku.
Ketika aku pernah
bertanya, “Pak, Mak.. apa yang harus aku lakukan untuk kalian? untuk Bapak dan
Mamak senang dan tenang”. Emak hanya bilang, “lah, Nakku, doakan aja Mamak dan
Bapakmu ini setiap-tiap hari. “Doa seperti apa yang Mamak mau, Mak?”. “Doakan
sajala, Nak, yang baik dari yang terbaik. Supaya Adek jadi anak solehah,
bermanfaat dan berpribadi yang baik, supaya nanti kita tenang dan bahagia
sama-sama di dunia juga akhirat”.
Tumpahh rasanya ingatanku, bahkan saat aku meminta bocoran tentang doa-doannya selama ini, Mamak terlebih dulu memikirkan anak-anaknnya. Aku? Kupikir dulu begitu berat amanah itu, bahkan sampai sekarang aku sering ketakutan tidak mampu mewujudkan harapannya. Kemudain aku pernah juga bertannya, “Mak, Adek udah bisa jadi guru, Ndak ya?... Untuk pertanyaan ini, kutak bisa membagikan jawabannya. Emakku tak lagi bersanggup menyampaikannya kepadaku. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberiakan kesempatan agar aku bisa menjawab pertanyaan itu. Amiin
Tumpahh rasanya ingatanku, bahkan saat aku meminta bocoran tentang doa-doannya selama ini, Mamak terlebih dulu memikirkan anak-anaknnya. Aku? Kupikir dulu begitu berat amanah itu, bahkan sampai sekarang aku sering ketakutan tidak mampu mewujudkan harapannya. Kemudain aku pernah juga bertannya, “Mak, Adek udah bisa jadi guru, Ndak ya?... Untuk pertanyaan ini, kutak bisa membagikan jawabannya. Emakku tak lagi bersanggup menyampaikannya kepadaku. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberiakan kesempatan agar aku bisa menjawab pertanyaan itu. Amiin
Selanjutrnya, wahai
para guruku, sejak aku di taman kanak-kanak Taqriful Khair 1996-1998, Sekolah Dasar
Negeri N0. 023904 tahun 1998-2004, SMP Negeri 1 Binjai tahun 2004-2007, SMA
Negeri 2 Binjai tahun 2007-2010 dan UMSU tahun 2010-2014. Sebagaimana yang
harus kusadari dan ucapkan, aku berbangga menjadi seorang siswa, meskipun ada saat-saat
dimana aku tidak terlalu menyukai beberapa masa yang telah terlewatkan. Hingga
kini, semua masih menjadi pelajaran terbaik yang berhasil kumliki. Hanya
senafas rinci-rinci pengalaman yang kumiliki. Terimakasih untuk para guruku.
Untuk Umi Tahura Alauthiyah sebagai guru
TK-ku yang mengajarkan banyak nyanyian dan cara-cara membaca iqro dan abjad,
serta cara-cara berhitung dengan jemari, kekerahan lidi dan kelereng.
Semasa SD-ku:
Untuk Ibu Siti Raun yang telah menjadi guru
yang lebih bersemangat mengajarkanku baca dan tulis, telah juga berusaha
mengenalkanku dengan lebih banyak teman-teman yang memakai seragam putih-merah.
Untuk Almarhum Ibu Rosliana, mungkin saja beliau
agak “kesal” mengajarkanku berhitung dan menghapal daftar kali-kali 1 sampai 6.
Semoga Allah beri hidayah dan keselamatan akhirat untuk Ibu Ros.
Untuk Ibu Pardede,mungkin, jika teringatkan
dulu dengan aksi “demoku” yang tidak suka diajarkan pelajaran IPA dengan caranya.
Maaf bu, jika aku terlalu tengil saat menjadi bocah. Semasa SD kupikir IPA adalah
pelajaraan yang menjadi rahmat ilahi
bagiku, karena aku lumayam menyukai sains. Tapi entahlah memang suratan, aku
begitu kecewa dengan yang kudapatkan, sehingga menjadikanku malas untuk
mendalaminya. Ah, meruginya. Terlebih lagi aku sangat berusaha mengabaikan
metematika yang pernah membuatku trauma dengan ponten 0 (NOL sebesar buku tulisku) yang pertama kali kudapatkan di
kelas 4, penilaiaan dari Ibu Ismawati.
Untuk Ibu Ratna yang sampai saat ini masih
begitu saja, konsistensi kaca matanya, kecantikannya, keramahaannya masih sama.
Yang paling buatku heran, jika bertemu Ibu Ratna tidak pernah lupa dengan
kepadatan pipiku, kegembulan badanku, dan keonaran-keonaran yang pernah
kulakukan. Selalu saja, katanya semasa SD aku adalah ketua genk.
Semasa sekolah di SMP 1 Binjai
Untuk Pak PN a.k.a Permono, wali kelas VII1 , guru MP PKN yang punya ciri khas aneh
yang buat kami senang untuk tertawa. Si Bapak memang lucu.
Unuk Ibu YS a.k.a Yulisfita, guru MP bahasa
Indonesia yang juga menjadi walikelasku di VIII2 .
Si Ibu dengan gaya dan karekternnya yang juga suka melucu dan bercerita.
Untuk Pak GW a.k.a Gunawan, guru MP
Matematika yang lumayan bersahabat dan asyik untuk menghilangkan traumaku
dengan matematika.
Untuk almarhum
Ibu Sumarti, guru MP PKN yang juga menjadi walikelasku di IX1. Semoga
amal ibadah Ibu diberikan tempat yang mulia di sisi Allah. Amiin
Untuk Ibu NB (kulupa nama aslinya), guru MP
Kesenian yang pernah mengajarkan jahit-menjahit, dan menyulam
Dan untuk Ibu HN (kulupa nama aslinya) Si Ibu MP
Biologi dengan khasnnya, hm... pokoknya agak aneh. Menjadikan pandangan sinisku
terhadap sains jadi menyebalkan.
Semasa sekolah di SMA
2 Binjai
Untuk Ibu NH, guru MP Bahasa Indonesia yang
dua tahun berturut-turut menjadi mentor berbahasa.
Untuk Ibu Susi dan Ibu Waljinah yang
juga MP Bahasa Indonesia yang oke-kece.
Sejak saat itulah, karena mereka juga aku berdekat dengan “berbahasa dan
bersastra”.
Untuk Pak Edy Herianto, guru MP Matematika, yang
menjadi maskot walikelas XII IPA 1 yang paling gokil, asyik dan friendly kepada
seluruh siswa.
Untuk Pak JS (lupa nama aslinya), guru MP
Matematika yang entah apa yang harus kukatan tentang bapak. Namun, yang paling
kuingat bahwa aku pernah mendapatkan nilai 80 saat ulangan matematika sub tema
Peluang. Istimewa ya? Tentu saja, entah peluang seperti apa yang terjadi di
hari rabu yang terik dan mencekam saat itu, aku menjadi satu-satunya manusia
beruntung di kelas XI1 yang berhasil mendapat nilai aman yaitu 80, sehingga
terbebas dari derita remedial mengerjakan 1000 soal dalam waktu tiga hari. Subhanalllah.
Semasa menjadi
Mahasiswa di UMSU
Untuk Bapak Isman, M. Hum. sebagai dosen pembimbing
skripsiku, kebanggaanku, idolaku selama kuliah yang kujalani di UMSU.
Untuk Bapak Anwar Sembiring, M.Pd. dosen MP
PPI. Sosok Bapak sebagai pembakar jiwa-jiwa perubahan motivasiku, yang
menulariku banyak pemikiran-pemikiran tentang para revolusioner keislaman.
Great Top untuk Bapak.
Untuk Ibu Syamsuyurnita, M.Pd. sebagai dosen
kehangatan yang banyak menyentuh hatiku.
Untuk Ibu Winarti Ransih, M.Pd. sebagai dosen
inspiratif kesastraan yang pastinya banyak dicintai mahasiswannya. Andai si Ibu
tahu, aku adalah mahasiswa yang merangkap sebagai pengagum rahasianya.
Ah.. andai juga aku lebih
berbakat menyatakan maksudku, “terima kasihku” juga “hormat ajaibku” untuk semuanya,
pada mereka yang juga telah tertulis dalam ingatanku, tentunya tidak hanya
dalam guratan kata guru berkapasitas formal di jenjang pendidikan yang
kulaksanakan. Masih, masih banyak lagi dan masih terlalu banyak yang ingin
kusebutkan sebagai guruku tapi karena pembatasan
kesempatan yang terjadi, mungkin lebih baik kutuliskan kelak di kesempatan yang
berbeda. Semoga menjadi kenangan terindah untukku kepada kalian yang
telah mengajarkanku ilmu dan pengetahuan, menjadikanku seorang yang memilik
pendidikan.
#25112014
Selamat Hari
Guru :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar