Saya tidak bisa bohong, kalau saya memiliki beberapa persen jenis ketakutan, terlebih kepada hal-hal yang tidak normal. Mungkin
bisa saya perjelas ketidaknormalan saat itu adalah situasi ketika saya merasa
benar-benar takut dengan segala hal gaib yang -mungkin- bisa terjadi. Oke,
akan saya perjelas lagi. Saya sangat takut dengan kesendirian di tempat asing,
belum lagi dengan adanya istilah hantu-hatuan si belau ini atau itu, yang sedari kami datang
sudah diperingatkan oleh Pak Marinir yang mengantar kami ke Mess Pos 2. Kami harus
terus berhati-hati di pulau ini. Iya. Saya mengerti tentang menjaga sikap. Menjaga
sopan-santun kepada sesama manusia maupun kepada alam, tapi iye.. tetap
aja.. kalau kepada istilah lain yang tadi saya sebutkan tentunya saya gak punya
kuasa untuk mengertinya.
Pukul 4 malam, perut saya merasakan sesuatu yang tidak nyaman, seperti perasaan
ingin mengunjungi toilet. Apatah mau saya katakan, saya tak kuasa jiwa dan raga
menuju toilet seorang diri. Bahkan dari hari pertama, siang dan malam saya selalu bermodus, jika ke toilet selalu bersama dengan Nisa. Saya lihat kondisi
teman-teman di kamar masih pada mulas, eh pulas maksudnya. Saya yang mulas. Agggrhh.. saya binggung siapa yang harus saya andalkan untuk seruan: “awas
aja ko kalau malam-malam mau ke kamar mandi”. Kalau di rumah sendiri sih berani, nah
ini, bukan rumah guek. Hikss. Membangunkan Kak Mayda,
rasanya gak tega, begitu juga dengan kak Winda. Haish! Ternyata saya harus bersabar, sampai sekitaran jam setangah lima. ketika Kak Winda terbangun dan juga nyesak, haha. Alhamdulillah,
ada kawan Adek ke kamar mandi. Setalah kegalauan tadi, saya sekaligus
bersih-bersih badan dan berwudhu. Kemudian saya mendirikan solat Subuh.
Sunrise Mnakjubkan :) |
Kak Winda dan kak Mayda sudah
menghambur ke pantai. Iya, menunggu moment sunrise. Beberapa teman lainnya juga
sudah bangkit dari tidurnya. Saya, Kak Mayda, Kak Winda, Nisa, Murni dan Bang Andre sudah
stand by dan bernarsis ria dengan kamera. Dan Bang Ari yang bertugas sebagai
photografernya.
Narsis, tetap :D |
gaya sisir :D |
Alahmakjangggg... satu lagi
keberuntungan saya di hari ini. Menyaksikan sunrise
yang sangat bersemangat. Sangat memesona. Sangat mengagumkan. MasyaAllah, sulit
rasanya untuk mengungkapkan hal yang lebih indah lainnya.
Mungkin sampai
sekitaran pukul 8 pagi, kami masih terus asyik melangsungkan sesi-sesi pemoteretan
kacangan. Haha, sebagai ajang narsis yang tak terhindarkan. Pukul 8.30 sarapan
sudah terhidang, mie balap karya Kak Yun Cay yang nikmat ditambah kerenyahan kerupuk udang. Setalah
sarapan, agenda bebas masih diberlakukan. Sempat tertangkap oleh kamera bang Ari, sepasang komodo sedang bercengkrama.
masih aman, mereka jauh kok :) |
Dan pilihan kebersamaan yaitu
melanjutkan snorkling, tapi di sekitaran dermaga. Konon kondisi disana lebih
asyik, terumbu karangnya lebih beragam dan mudah terlihat koleksi ikan-ikan
kecil yang cantik-cantik. Sayang kesemuanya tidak dapat terabadikan dalam
kamera, karena kamera underwaternya sudah lowbet. Hikkss. Padahal saya ingin
menjajal pose di bawah air lagi. Kondisi trumbu karangnya memang
lebih baik. Saya menemukan bulu babi yang bersembunyi di balik-balik karang. Masih berkondisi dengan pelampung yang "stay on" di badan. Saya sudah keciprat-keciprit di
air. Merasa begitu-begitu saja, kami memutuskan untuk naik ke darat dan
kembali ke Mess.
Ternyata, pukul 10 –kata Bang Ari- kami akan seru-seruan lagi.
Nagapin nih? Ya seru-seruanlah. Di sekitaran pulau Sokok Nenek,
kami bermain -geme urunan terpanjang, geme cepat tampung air dan yang paling
seru geme raja dan ratu Pulau Berhala. Kami terbagi 4 kelompok yang berisikan 4
orang. Saya bersama Ayu, Nanda dan Bang X (gak tahu namanya). Kami ditugaskan
mendandani ketua kelompok sekreatif kejadian untuk menjadi pemanangnya. Dan hasilnya
adalah....
kami, juara dua mengusung tema: Ratu Timur Pulau Berhala :D |
para kontestan raja dan ratu pulau Berhala |
Pemenangnya adalah
kelompok Kak Mayda yang mengusung tema Sangkuni Mahabarata. Keseruan pun berakhir sampai
siang hari yang mulai terik. Kami kemabali ke Mess untuk bersiap-siap makan
siang dan persiapan cek out dari pulau Berhala. Sesuai kesepakatan kami akan
dijemput pukul 2 siang nanti. Pukul 12 siang, kami menyantap
makan siang, berlauk ayam semur dan tumis buncis yang aduhai. Setalah itu saya
tunaikan solat zuhur dan menjamaknya kembali dengan ashar. Kemudian beberes
dengan barang bawaan. Serta tak lupa saya, selipkan dalam tas, berupa oleh-oleh
kerang-kerang yang unik.
Segera kami cek out dan harus
menuju dermaga. Mungkin waktu sudah menunjukkan pukul 2. Ternyata benar saja,
kapal sudah menunggu di sudut dermaga. Apatah lagi dikatakan, kami harus
menumpuh perjalanan bertangga dari dalam pulau, karena kondisi air laut sudah
pasang dan tidak memungkinkan melewati bilah pasir seperti saat awal kedatangan kami. Benar saja lelahnya, mungkin
sekitaran 300 anak tangga harus kami hajar, dengan barang bawaan yang
amboiii.. beratnya.
Sampai di dermaga, nafas sudah
ngos-ngosan, kaki udah lemas. Tapi, masih harus disempatkan berfoto di gerbang
dermaga pulau Berhala. Hajar ajaaa... hahaGoodBye~ Berhala Island:) |
Say Good By untuk pulau
Berhala, kami pulang ya.. terimakasih telah membagi kesenagan dan pesona indahmu.
*lambaikan tangan*
Kami sudah di kapal yang di
tutupi terpal biru, semuanya anteng, menentukan lapak masing-masing, bersiap
untuk molor...
Sampai sekitaran pukul 5.30,
daerah perkampungan nelayan sudaah terlihat. Terpal biru dikapal sudah dibuka,
kami disuguhi suasana sore yang mendayu-dayu di atas kapal. “Sayang kita gak
dapat sunset lagi dari kapal ini” kata Kak Yun Cay. Hmm.. "iya juga, tapi kenangan
dan euporia sunset kemarin belum juga bisa tergantikan". Pukul 6.00 kami sudah
stay di posko darat Marinir.
Masih sempat mengabadikan aksi narsis yang lagi-lagi tak terhindarkan. Saya bahkan sampai berusaha untuk meminjam tas carrier sebagai properti yang kemudian nanti akan saya azzamkan sebagai doa: memiliki tas carrier sendiri. Amiin.
Masih sempat mengabadikan aksi narsis yang lagi-lagi tak terhindarkan. Saya bahkan sampai berusaha untuk meminjam tas carrier sebagai properti yang kemudian nanti akan saya azzamkan sebagai doa: memiliki tas carrier sendiri. Amiin.
Setelah magrib menjelang, saya
mendirikan solat maghrib. Kemudian bersiap dan bergegas menuju bus KPUJ yang
sudah menanti. Oke. Pukul 7.30 kami betolak dari Tanjung Beringn menuju Medan. Yeahhh,
trip pulau Berhala is over.
Bb saya mulai menemukan sinyalnya.
Dan kemudian bergetar dengan bertubi-tubi. Apalagi? sudah jelas, sms dari Ayah dan serbuan bbm
konkawan yang berseru bahwa saya jahat karena pergi sendirian. “Apa? Jadi Adek juga yang disalahkan lagi?” hahaha.
*SELESAI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar