Pada sepertiga malam, angin membelaiku lembut di ambang jendela. Waktu itu aku tidak
melihat bulan, mungkin saja awan terlalu bersemangat berkumpul menyembunyikannya dariku. Angin seperti memberi isyarat, salam rinduku telah diterima.
Kala bersimpuh sampai sujud shubuhku, hadiah Al-fatiha menjadi
persembahanku untuk sang malaikat tak bersayapku.
Selamat Hari ibu, Mak. Inilah, aku, anakmu yang begitu
beruntung terlahir dari rahimmu yang super duper keren. Karena Allah, anakmu sangat mencintaimu. Terimakasih tentang kasih sayangmu dahulu.
Terimakasih tentang cintamu padaku. Terimakasih tentang canda goda yang sering
kita peraktekkan. Terimakasih tentang perintah dan nasihat yang Mamak hadiahkan.
Tentunya, Adek selalu rindu tumis semur kerukan pepaya yang kusebut Spageti
buatan Mamak. Adek rindu gulai ikan gembung acar pedas ala Mamak. Adek rindu
tatapan gerhana Mamak. Adek rindu bibir Mamak.
Ah, seperti, kesemuanya
sekarang begitu memilukan untukku, Mak.
Semoga Allah
menyatukan kita dan keluarga di syurgaNya. Amiin.
#Selamat Hari Ibu, Mak
#22122014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar