Bissmillahrirohmanirrhomim,
semoga dalam penulisan catatan perjalanan saya ini dapat mendatangkan hikmah
dan kekuatan yang baik. Amiin.
Hal sepele tentang alasan ketiga yang harus saya miliki adalah dengan siapakah teman perjalanan saya kali ini. Hal yang pertama terpikir yaitu para Ladies Solehah yang menjadi rekan saya dalam tiap-tiap kecintaan kami dengan pendakian gunung. Tapi saya tidak beruntung, mereka masih terlalu sibuk dengan aktfitas kampusnya dan tuntutan skripsinya. Baiklah, saya tidak mungkin memaksa meskipun sudah sedikit saya bujuk rayu dengan paksaan. Haha. Saya pun beralih dengan Ladies lainnya yang saya pikir mereka juga akan tertarik dengan promo yang saya pamerkan. ternyata, saya juga masih tidak beruntung, meski saya juga sudah merayu mereka. Alasan mereka begitu-begitu juga. “Wah, mahal tuh”; “Gimana perjalanannya, dengar-dengar bahaya naik kapalnya”; "Aku gak kenal tuh dengan travelnya, nanti bahaya”. Haduhhh, ribetnya pikiran manusia zaman sekarang ya (semacam awak jadi manusia zaman dahulu aja :D) . Saya pikir ongkos trevel seharga 350 ribu itu sudah cukup humanis di kantong sekelas penyandang freelence seperti saya atau juga bagi kantong mahasiswa yang gak norak dengan kebanyakan "gaya" aja. Tentang perjalanannya? Heloo.. Ente dengar-dengar dari siape? Udah yakin tuh apa yang Ente dengar-dengarkan adalah kebenaran. Buktikan dulu baru boleh menilai, baru ngomong. (kayak Aye begini? haha). Nanti bahaya, karena gak kenal dengan trevelnya? Hmm, ini agak bisa diterima juga sih.. tapi, sudahlah, dimana kepercayaan diri kalian, mana jiwa adventure kalian temanss!! (Lantang saya sok-sokan diplomatis)
Satu hari sebelum finalisasi kenekatan. Hmm.. saya istikhoroh loh! Mohon petunjuk dan perlindungan dari Allah. Hasilnya?
... "Ini adalah aksi kali pertama saya nekat jadi single traveler. Aksi kali
kedua saya move-on "keair-airan" di 2014. Saya beruntung bisa
nyasar sampai 3 x 24 jam ke destinasi seperti pulau pribadi".
*5-7Desember2014*
Wellcome to Berhala Island |
**Sekilas Info**
Pulau Berhala terletak di Selat Malaka, akan tetapi termsuk dalam wilayah
Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei), salah satu
pulau terluar Indonesia. Pulau Berhala diapit oleh 2 pulau kecil, yakni Pulau
Sokong Nenek (pulau yang menyatu dengan pulau induk pada saat air surut dan
memisah pada saat air pasang) yang terletak disebelah timur Pulau Berhala dan
Pulau Sokong Siembang (Pulau yang berjarak ± 800 m sebelah barat Pulau
Berhala).
Rute perjalanan bisa melalui Medan, dengan menggunakan bus kemudian turun di
jalan besar Sei Rampah dengan perjalanan sekitar satu sampai dua jam. Rute
berikutnya adalah menuju perkampungan nelayan, juga bisa dengan menggunakan
angkutan umum, ataupun ojek sepeda motor. Begitu tiba di lokasi, selanjutnya
bisa menyewa kapal nelayan untuk menyebrang ke Pulau Berhala. Belum ada kapal
penyeberangan khusus ke Pulau Berhala. Biaya sewa kapal memang cukup mahal,
berkisar Rp 800 ribu–Rp 1,5 juta/malam. (sumber:medanmagazine.com) Sebaiknya,
jika ingin ke pulau Berhala pergi bersama rombongan agar hemat biaya atau ikut
proyek travel yang menyediakan perjalanan ke pulau Berhala. (Seperti pilihan
saya)
Di Pulau Berhala tidak ada penginapan khusus. Kalau ingin menginap di sana,
sebaiknya bawa tenda sendiri, dengan istilah camping di pulau, Gan. Whuiis,
keren!. Pilihan lain, ya, apalagi kalau tidak dengan cara menyewa mess marinir
yang ada di Pulau Berhala. Pulau Berhala memang dijaga oleh pasukan marinir.
Tentang kebutuhan makanan dan minuman. Sangat disarankan membawa sendiri,
karena tidak ada yang menjual makanan dan minuman di sana. Kalau pun ada
marinir yang berjualan, harganya, Gan. Harganya kena pajak 80%.
Di Pulau berhala kita bisa melakukan kesenangan snorkeling, melihat penyu
bertelur atau (jika beruntung) melihat penagkaran biawak dan trekking ke menara
merceusuar dengan menaiki sekitar 1000 anak tangga. Kondisi pasir putih di
pulau berhala juga sangat memanjakan pemandangan yang berpadu dengan jernihnya
air laut. Pokoke muantep!! :)
**
Lima
hari sebelum kenekatan terlaksana. Hmm, sudah jelas yang terjadi adalah
kegalauan. Entah angin apa yang berhembus saat itu, ketika saya seperti
terobsesi dan menjadi usil dengan perjalanan para backpacker orang-orang keren
versi penilaiaan saya. Dan entah angin mana yang menjamu saya di malam itu,
saat saya mendapatkan info dari grup Fb yang menyediakan destinasi paket
liburan ke pulau Berhala, bersama Art Travel. Bersebab dari flayer itu,
saya langsung tersentak dengan ingatan bahwa saya pernah menuliskan daftar
tempat wisata yang ingin saya datangi. Ya, Pulau Berhala. Tepatnya hampir
setahun lalu, di 2013, saya berangan-angan bisa menjelajahi eksotisme pulau
terluar RI tersebut. Dan akhirnya... there, I was !!
Tiga
hari sebelum keyakinan saya yang masih terombang-ambing. Tentunya dengan
alasan-alasan yang harus saya kantongi untuk perjalanan ini. Pertama, saya
butuh izin dari orang tua. Saya pikir saya masih bisa mengurus ini dengan trik
lawas yang selalu menjadi andalan saya, yaitu mengumumkan keberangkatan pada
saat H-2. Kenapa? Saya paham karakter Ayah tersayang. Beliau sebenarnya asyik,
tapi punya cara yang unik. Izin kepada Mamak, tentu saja, ditiap-tiap waktu
sholat saya menyelipkan permohonan izin padanya. So, Pasti dongs, Allah Sang
Maha Kuasa akan mengijabahnya. Kan, doa anak Solehah. Yang kedua, saya
memohonkan izin kepada Murabbi saya, awalnya saya takut dengan rencana
perizinan ini, kenapa? Karena saya tidak punya alasan mantap untuk melaksanakan
syafar -yang hanya untuk berlibur- ini. Ehm, belum lagi dengan fakta bahwa saya
akan menjadi single traveler yang sama sekali belum seorang pun yang saya kenal
diantara para tim Travelnya, apalagi para pesertanya. Hasilnya, alhamdulillah,
niat anak solehah memang mujarab. Izin saya dapatkan, bahkan beliau berpesan
tentang oleh-oleh. What? Apa yang bisa saya bawakan dari pulau terluar
RI. Mungkin selambar foto atau jika beruntung akan saya bawakan bebatuan karang
yang unik –pikir saya begitu.
Hal sepele tentang alasan ketiga yang harus saya miliki adalah dengan siapakah teman perjalanan saya kali ini. Hal yang pertama terpikir yaitu para Ladies Solehah yang menjadi rekan saya dalam tiap-tiap kecintaan kami dengan pendakian gunung. Tapi saya tidak beruntung, mereka masih terlalu sibuk dengan aktfitas kampusnya dan tuntutan skripsinya. Baiklah, saya tidak mungkin memaksa meskipun sudah sedikit saya bujuk rayu dengan paksaan. Haha. Saya pun beralih dengan Ladies lainnya yang saya pikir mereka juga akan tertarik dengan promo yang saya pamerkan. ternyata, saya juga masih tidak beruntung, meski saya juga sudah merayu mereka. Alasan mereka begitu-begitu juga. “Wah, mahal tuh”; “Gimana perjalanannya, dengar-dengar bahaya naik kapalnya”; "Aku gak kenal tuh dengan travelnya, nanti bahaya”. Haduhhh, ribetnya pikiran manusia zaman sekarang ya (semacam awak jadi manusia zaman dahulu aja :D) . Saya pikir ongkos trevel seharga 350 ribu itu sudah cukup humanis di kantong sekelas penyandang freelence seperti saya atau juga bagi kantong mahasiswa yang gak norak dengan kebanyakan "gaya" aja. Tentang perjalanannya? Heloo.. Ente dengar-dengar dari siape? Udah yakin tuh apa yang Ente dengar-dengarkan adalah kebenaran. Buktikan dulu baru boleh menilai, baru ngomong. (kayak Aye begini? haha). Nanti bahaya, karena gak kenal dengan trevelnya? Hmm, ini agak bisa diterima juga sih.. tapi, sudahlah, dimana kepercayaan diri kalian, mana jiwa adventure kalian temanss!! (Lantang saya sok-sokan diplomatis)
Satu hari sebelum finalisasi kenekatan. Hmm.. saya istikhoroh loh! Mohon petunjuk dan perlindungan dari Allah. Hasilnya?
"Oke.
Saya Akan Berangkat!"
..Yakin
sendirian, eluh Yik?
"Iye,
Allah beside me, guek kan anak solehah, pemberani dan keren lagi.
(haha)
**bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar