Setelah usai khatam membaca Sebuah Seni Bersikap Masa Bodoh dari Mark Mason beberapa kali, ya beberapa kali ada beberapa bab yang kubaca berulang-ulang. Entah mencerminkan refleksi, entah pula tusukan maknanya terlalu tajam dan mencipta bekas yang tepat. Tepat diakunya :)
Disini bisa jadi adanya; ternyata aku kalah banyak untuk dapat dibenarkan.
Blogpost entri ini kujadikan refleksi untuk nantinya jadi pengingat sepenggal kekalahanku. Setidaknya biar nanti-nanti aku yang sering lupa ini bisa mengingatkan diri sendiri.
Keadaan orang yang acuh tak acuh seringnya berusaha untuk bersikap masa bodoh karena dalam kenyataannya suungguh mereka itu terlalu rewel terhadap segala sesuatu. Mereka itu yang terkadang mencoba bersembunyi dalam liang kelabu tanpa emosi, liang yang mereka gali sendiri. Entah untuk sesekali terserap oleh diri mereka sendiri atau mengasihi diri sendiri, dan entah pula untuk terus-menerus mengalihkan perhatian mereka dari hal yang menuntut waktu dan energi mereka; yang disebut kehidupan? HAh!
(??)
Nyatanya jika kita ingin saling mencoba dan (ingin saling) memahami harus ada langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu masuk dalam satu feskuensi yang sama (yang sama) dan menjernihkan segala yang terasa keruh (yang terasa keruh) bersama-sama.
Keadaannya semacam ya... mudah-mudahkanlah diri untuk bisa berdiskusi.
Apapun kalau situasinya jernih pastinya enak untuk diobrolin yakan?
Hipotesa dariku adalah mencoba buat pertanyaan pada diri sendiri dan untuk kemudian mencari jawaban, tentang: apa yang kita pedulikan? hal apa yang kita pilih? bagaimana caranya memilih? Bagaimana agar bisa bersikap masa bodoh terhadap yang dipilih atau tidak dipilih atau .. yang memang tidak ada maknanya sama sekali.
itu (tetap) dapat dijernihkan.
Semisalnya udah buntu dengan diri sendiri, coba saja keluar. Pilih dan temukan orang yang tepat yang bisa dipercaya, yang bisa untuk diajak diskusi, diajak ngobrol dan dicampur becanda juga.
Ya biar: silahkan jawab dan temukan bagian titik-titikmu sendirilah ahh~
Nah, jadi mereka itu -katanya- sejenis orang yang tidak punya sesuatu yang lebih-lebih layak untuk dipedulikan.
Begitulah ya, perkara menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan ini mungkin porsinya ada pada pengalman diri sendiri. Namun, ada salah satu cara paling aman dan produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga untuk menemukan hal pentig itu, antara lain yaitu dengan berpura-pura. Berpura-pura bisa untuk jadi penting dan tidak penting pada porsi yang sesuai. Ya pende-pandelah yakan?
Karena menurutku berhasil memilah kelebihan/ kekurangan untuk diri kita sendiri itu bagian terpentingnya.
Setuju ga tentang fokus kepada diri sendiri itu lebih penting? Menyelamatkan diri sendiri dengan perhatian yang akan tercurah untuk hal-hal serupa, tanpa campuran sembrono dalam makna yang lain.
-Artinya mencoba fokus dan atau menumukan fokus diri sendiri. Ya!
Orang-orang tidak mungkin dilahirkan dalam keadaan tanpa makna yang harus dicariya, yang harus ditemukannya dan haruslah juga dipahaminya hal tersebut.
Melalui itu, ada fakta bahwa kita ini sebagai manusia dilahirkan untuk 'merasa' risau terhadap terlalu banyak hal.
Seberapa banyak perihal-perihal dunia ini?
Banyak banget yakan :(
bisa pusing ahhh dan ga selesai-selesai kalaupun ada yang pinginnya diselesaikan.
hmm~
tarik napas ah
lepaskan satu-satu
yang membelenggu
yang menyesakkan
segala ekspetasi itu~
hmm~
coba ikhlas
coba maafkan
jangan nyerah ya :)
coba terus deh
Ya, sebegitulah pendapatku, semacam perjuangan ya untuk mengatasi kesulitan.
Rela untuk menjadi 'beda' itu harusnya melalui ilmu ikhlas: ilmu yang ga perlu dibilang-bilang karena kalau dibilang-bilang sulit ah diukur taksirannya.
jadi, Yaudah.
kalau seandainya sudah memilih sesuatu, coba ah bertanggungjawab.
kalau seandainya sudah menjalani pilihan, coba deh jalani dan pahami
: jangan berhenti belajar ya :)
Dari sini, harus ada yang dipetik ulang, bahwasannya tentang sikap cuek dan masa bodoh ini merupakan salah satu pilihan cara.
Cara sederhana untuk mengarahkan kembali ekspetasi hidup kita.
Untuk bisa memilih apa yang penting dan apa yang kurang pentingnya bagi kehidupan kita sendiri.
Dan ada poin bahwa harus selalu ada usaha untuk mengembangkan kemampuan 'tentang ini', biar bisa mengarahkan susuatu yang mencerahkan. Tapi, bukan pencerahan yang mengawang-ngawang atau penuh mimpi kebahagiaan untuk mengahkhiri semua penderitaan ya.
Tentu harus tetap ada usaha yang selaras. Usaha. Usaha untuk tetap belajar dan jangan gampang nyerah ya :0
Disini bisa jadi adanya; ternyata aku kalah banyak untuk dapat dibenarkan.
Blogpost entri ini kujadikan refleksi untuk nantinya jadi pengingat sepenggal kekalahanku. Setidaknya biar nanti-nanti aku yang sering lupa ini bisa mengingatkan diri sendiri.
Refleksi 3 point tentang Seni Bersikap Masa Bodoh, sejujurnya
#1: Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh: masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda
Pointnya disini aku setuju. Sungguh sama sekali tidak ada yang dapat dikagumi dari sikap acuh tak acuh. Benar pulak adanya kalau orang yang semacam acuh tak acuh itu adalah bagian populasi manusia lemah, manusia malas bergerak dan ciut hatinya.Keadaan orang yang acuh tak acuh seringnya berusaha untuk bersikap masa bodoh karena dalam kenyataannya suungguh mereka itu terlalu rewel terhadap segala sesuatu. Mereka itu yang terkadang mencoba bersembunyi dalam liang kelabu tanpa emosi, liang yang mereka gali sendiri. Entah untuk sesekali terserap oleh diri mereka sendiri atau mengasihi diri sendiri, dan entah pula untuk terus-menerus mengalihkan perhatian mereka dari hal yang menuntut waktu dan energi mereka; yang disebut kehidupan? HAh!
(??)
Nyatanya jika kita ingin saling mencoba dan (ingin saling) memahami harus ada langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu masuk dalam satu feskuensi yang sama (yang sama) dan menjernihkan segala yang terasa keruh (yang terasa keruh) bersama-sama.
Keadaannya semacam ya... mudah-mudahkanlah diri untuk bisa berdiskusi.
Apapun kalau situasinya jernih pastinya enak untuk diobrolin yakan?
Hipotesa dariku adalah mencoba buat pertanyaan pada diri sendiri dan untuk kemudian mencari jawaban, tentang: apa yang kita pedulikan? hal apa yang kita pilih? bagaimana caranya memilih? Bagaimana agar bisa bersikap masa bodoh terhadap yang dipilih atau tidak dipilih atau .. yang memang tidak ada maknanya sama sekali.
itu (tetap) dapat dijernihkan.
Semisalnya udah buntu dengan diri sendiri, coba saja keluar. Pilih dan temukan orang yang tepat yang bisa dipercaya, yang bisa untuk diajak diskusi, diajak ngobrol dan dicampur becanda juga.
Ya biar: silahkan jawab dan temukan bagian titik-titikmu sendirilah ahh~
#2: Untuk bisa mengatakan "bodo amat" pada kesulitan, pertama-tama tentunya harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.
Dibukunya Mark Mason itu ada satu analogi untuk menyatakan alasan dibalik orang-orang yang 'mengobral kepedulian mereka'; adalah ibarat seseorang yang menjual es krim di perkemahan musim panas.Nah, jadi mereka itu -katanya- sejenis orang yang tidak punya sesuatu yang lebih-lebih layak untuk dipedulikan.
Begitulah ya, perkara menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan ini mungkin porsinya ada pada pengalman diri sendiri. Namun, ada salah satu cara paling aman dan produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga untuk menemukan hal pentig itu, antara lain yaitu dengan berpura-pura. Berpura-pura bisa untuk jadi penting dan tidak penting pada porsi yang sesuai. Ya pende-pandelah yakan?
Karena menurutku berhasil memilah kelebihan/ kekurangan untuk diri kita sendiri itu bagian terpentingnya.
Setuju ga tentang fokus kepada diri sendiri itu lebih penting? Menyelamatkan diri sendiri dengan perhatian yang akan tercurah untuk hal-hal serupa, tanpa campuran sembrono dalam makna yang lain.
-Artinya mencoba fokus dan atau menumukan fokus diri sendiri. Ya!
#3: Entah disadari atau tidak, Kita akan selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan.
Orang-orang tidak mungkin dilahirkan dalam keadaan tanpa kepedulian.Orang-orang tidak mungkin dilahirkan dalam keadaan tanpa makna yang harus dicariya, yang harus ditemukannya dan haruslah juga dipahaminya hal tersebut.
Melalui itu, ada fakta bahwa kita ini sebagai manusia dilahirkan untuk 'merasa' risau terhadap terlalu banyak hal.
Seberapa banyak perihal-perihal dunia ini?
Banyak banget yakan :(
bisa pusing ahhh dan ga selesai-selesai kalaupun ada yang pinginnya diselesaikan.
hmm~
tarik napas ah
lepaskan satu-satu
yang membelenggu
yang menyesakkan
segala ekspetasi itu~
hmm~
coba ikhlas
coba maafkan
jangan nyerah ya :)
coba terus deh
Ya, sebegitulah pendapatku, semacam perjuangan ya untuk mengatasi kesulitan.
Rela untuk menjadi 'beda' itu harusnya melalui ilmu ikhlas: ilmu yang ga perlu dibilang-bilang karena kalau dibilang-bilang sulit ah diukur taksirannya.
jadi, Yaudah.
kalau seandainya sudah memilih sesuatu, coba ah bertanggungjawab.
kalau seandainya sudah menjalani pilihan, coba deh jalani dan pahami
: jangan berhenti belajar ya :)
Dari sini, harus ada yang dipetik ulang, bahwasannya tentang sikap cuek dan masa bodoh ini merupakan salah satu pilihan cara.
Cara sederhana untuk mengarahkan kembali ekspetasi hidup kita.
Untuk bisa memilih apa yang penting dan apa yang kurang pentingnya bagi kehidupan kita sendiri.
Dan ada poin bahwa harus selalu ada usaha untuk mengembangkan kemampuan 'tentang ini', biar bisa mengarahkan susuatu yang mencerahkan. Tapi, bukan pencerahan yang mengawang-ngawang atau penuh mimpi kebahagiaan untuk mengahkhiri semua penderitaan ya.
Tentu harus tetap ada usaha yang selaras. Usaha. Usaha untuk tetap belajar dan jangan gampang nyerah ya :0
hemat saya, saya perlu buku semacam ini pula. Trims.
BalasHapuskamu memang layak mencobanya, sist :)
Hapus